Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekular maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. Arsitektur juga telah turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah mesjid, kuburan, istana dan benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke bangunan lainnya, yang kurang signifikan, seperti misalnya bak pemandian umum, air mancur dan bangunan domestik lainnya.
Sejarah
Pada tahun 630 M,
Nabi Muhammad beserta tentaranya berhasil menaklukkan
Makkah dari suku
Quraish. Pada masa ini bangunan suci
Ka'bah mulai didedikasikan untuk kepentingan agama Islam, rekonstruksi
Ka'bah dilaksanakan sebelum Muhammad menjadi Rasul. Bangunan suci Ka'bah inilah yang menjadi cikal bakal dari arsitektur Islam. Dahulu sebelum
Islam, dinding Ka'bah dihiasi oleh beragam gambar seperti gambar nabi
Isa,
Maryam,
Ibrahim,
berhala, dan beberapa pepohonan. Ajaran yang muncul belakangan, terutama berasal dari
Al Qur'an, akhirnya melarang penggunaan
simbol-simbol yang menggambarkan makhluk hidup terutama
manusia dan
binatang.
Pengaruh dan Gaya
Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari
Roma,
Mesir,
Persia dan
Byzantium. Contoh awal yang paling populer misalnya
Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di
Jerusalem. Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola
kaligrafi yang berulang.
Mesjid Raya Samarra di
Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan adanya
minaret. Juga mesjid
Hagia Sophia di
Istanbul,
Turki turut memengaruhi corak arsitektur Islam. Ketika
Ustman merebut Istanbul dari kekaisaran Byzantium, mereka mengubah sebuah
basilika menjadi mesjid (sekarang
museum), yang akhirnya muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium kedalam kekayaan peradaban islam, misalnya penggunaan
kubah. Hagia Sophia juga menjadi model untuk pembangunan mesjid-mesjid Islam sselanjutnya selama kekaisaran Ustman, misalnya
mesjid Sulaiman, dan
mesjid Rustem Pasha. Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta
struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini,
geometri fraktal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama, mesjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur islam, pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali sekitar abad ke-17.
Arsitektur Persia
Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama kalinya. Sisi timur dari sungai
eufrat dan
tigris adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7. Karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia, bahkan bisa dikatakan arsitektur islam merupakan
evolusi dari arsitektur persia, yang memang sejak kehadiran Islam, kejayaan Persia mulai pudar yang menunggu digantikan oleh kebudayaan lain. Banyak kota, misalnya
Baghdad, dibangun dengan contoh kota lama persia misalnya
Firouzabad. Bahkan, sekarang bisa diketahui bahwa dua
arsitek yang dipekerjakan oleh
Al-Mansur untuk merancang kota pada masa awal adalah
warisan dari kekaisaran Persia, yaitu
Naubakht, seorang
zoroaster persia, dan seorang
Yahudi dari
Khorasan,
Iran yaitu
Mashallah. Mesjid gaya persia bisa dilihat dari
ciri khasnya yaitu
pilar batu bata, taman yang luas dan lengkungan yang disokong beberapa pilar. Di
Asia Timur, gaya arsitektur
Hindu juga turut memengaruhi namun akhirnya tertekan oleh kebudayaan persia yang ketika itu dalam masa jayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar